QUIET eps. 5

QUIET

"A series tells about a little girl and her mystery in quiet."




EPISODE 5


Hancur. Pertemanan yang spontan terjadi, secara spontan juga itu hancur. Kenapa? Gatau. Raline yang bahkan aku kira bakalan jadi bestie aku tapi ternyata selama belum genap 1 tahun aja dia udah muak sama aku. Apa yang salah sama aku? Sosok periang, pintar, bahkan aku tidak terlalu obsesi dengan ranking, baik. Kenapa harus aku yang jadi objek bullying di sekolah. Mungkin itu efek pemeran utama dari sebuah series. Oh tidak. Semua orang adalah pemeran utama, dan ini adalah peranmu Madison. Seketika seperti ada yang membisikkan aku seperti itu. Aku mulai tidak peduli dengan ocehan Raline. Lama kelamaan dia akan cape sendiri juga.

"What's going on, dear?" ucap Lia-mama Madison.

"Nothing ma. Kayak sekolah biasa aja." jawabku dengan wajah terukir senyum seperti pulang sekolah biasanya.

Kadang seorang mama itu bisa merasakan naluri lain.

"No, I can feel this whole atmosphere, honey. You look sad. Tell me, What've done?" 

Aku menghela napas. Apakah benar aku boleh menceritakan ini, Tuhan? Aku pikir aku masih membutuhkan waktu untuk menceritakan semuanya. Aku masih terlalu shock untuk menerima nasibku sebagai objek bully teman sekolah. Seperti artikel-artikel yang tersebar. Korban bully banyak yang mengakhir hidupnya begitu saja. Bagaimana dengan nasib masa depanku? Apakah ada hal yang baik di depan sana, Tuhan?

"Gaada apa-apa kok, ma. Madison mungkin cape dikit hari ini." lontarku diiringi senyum.

"Tubuh milik sendiri aja masih bingung, cape apa ngga."

"Yaudah, kamu mandi gih sana, abis itu makan malam ya. Mama tunggu di meja makan." lanjut mama.

Rasanya kehidupan 10 tahunku terlalu berwarna. Warna abu-abu yang seharusnya belum tiba, tapi ini sudah merasuki hidup. Ada yang salah dengan skenario kehidupan. Ada dalang yang membayar Tuhan untuk merubah skenario sebelumnya. Siapakah dia?

Itu pemikiranku.

Aku menghabiskan masa-masa kelas 5 SD ku dengan warna hidup yang fantastis. Mulai dari warna yang sangat terang, hingga warna yang tidak sepatutnya ada. Tapi dengan Inner Powerku semua terasa sangat ringan. Kalian tau ga kalo senyum itu obat yang paling ampuh buat segala penyakit. Karena aku udah terbiasa senyum dari kecil bahkan sampe barusan aja aku masih senyum, jadinya semua masalah ini gaada apa-apanya. Aku mau nunjukkin ke orang-orang yang mau ngerubah hidup aku lewat Tuhan terus bilang "KALIAN GA NGARUH APA-APA DI KEHIDUPANKU" Woaa, rasanya aku menang mutlak saat itu juga. 

"Tuhan. Kau berpihak pada siapa?"

(Sampai jumpa di EPISODE 6)

Comments